Ketika rasa rindu itu
muncul, aku hanya bisa memperhatikannya dalam dunia maya. Kekuatan rindu itu
yang akhirnya membuat waktuku terbuang dengan sia-sia hanya untuk kegiatan stalking.
Senyum di bibir ini
muncul dengan seringnya ketika mata ini asik menyusuri halaman akunnya. Namun
di tengah-tengah keasikan itu, tiba-tiba terbesit pikiran dalam otak. Bukan
hanya dalam otak, tetapi dalam hati pula. Terfikirkan olehku akan sesosok
lelaki yang belum kuketahui wujud fisiknya. Calon imamku kelak.
Fikiran itu membuatku
seakan-akan seperti perempuan yang sedang selingkuh di belakang kekasihnya. Muncul
dalam hatiku rasa bersalah yang amat dalam. Muncul dalam benakku rasa malu yang
amat. Muncul dalam diriku rasa tak tahu diri yang amat pula. Dan muncul pula
rasa takut dalam jiwaku. Takut, jika calon imamku melakukan kegiatan yang sama,
pada perempuan lain. Lebih-lebih jika itu sebagai bentuk balas ganti akan
perbuatanku tadi.