Mamaku
itu cantik. Cantik fisiknya. Kulitnya putih nan bersih, wajahnya cantik,
jerawat pun tak pernah berani menghinggapinya sampai sekarang. Tak heran begitu
banyak orang yang memuji kecantikan mama. Dari saudara kandung, saudara jauh,
kerabat kerja, hingga teman jauh. Bahkan di usianya yang sudah hampir berkepala
lima ini, masih saja terdapat banyak kenalan baru yang mengira bahwa mama masih
berumur 30 tahun. Padahal, sedari kecil mama tak sekali pun pernah memolesi
wajah dan tubuhnya dengan make up, kecuali
saat mama menikah. Dan padahal pula, masa kecil mama hampir dihabiskan di bawah
terik sinar matahari. Begitu cantik mamaku ini. Kau harus melihatnya.
Mamaku
itu cantik. Cantik perangainya. Sedari kecil, mama selalu bangun tengah malam.
Mama selalu shalat malam, bersujud pada-Nya, dan berdzikir sepanjang malam
hingga shubuh. Kalau itu hari Senin dan Kamis, mama akan membawa tasbihnya ke
ruang makan dan memulai sahurnya. Menjelang shubuh, mama mengambil air wudhu
dan memulai tadarusnya. Saat adzan shubuh berkumandang, mama segera
melaksanakan shalat wajib dua rakaat tersebut dengan khusyuknya. Tak tertinggal
pula, shalat sunah lainnya seperti shalat dhuha dan shalat rawatib yang selalu
dikerjakan oleh mama. Tadarus pun tak hanya setelah shalat wajib, namun setiap
ada waktu luang bagi mama, insya Allah mama akan selalu membaca Alqur’an.
Setelah shalat shubuh, mama segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan
keluarganya. Sembari memasak, mama berdzikir al-ma’tsurat. Usai memasak, mama
bersiap-siap untuk berangkat kerja. Pukul 6 pagi aku melihatnya pergi, dan
pukul 3 sore aku akan melihatnya berada di rumah kembali. Setelah Isya’, mama
mendampingi adikku yang masih duduk di bangku sekolah dasar untuk mengerjakan
tugasnya. Mama sangat jarang menonton televisi. Katanya televisi itu tidak
penting, kecuali syiaran agama atau berita. Subhanallah. Mama juga memelihara
sifat zuhud, atau hidup sederhana. Contoh kecil, seperti handphone yang
dimilikinya. Handphonenya sudah keluar dari jaman, atau bisa disebut jadul. Mama tidak ingin membeli
handphone terbaru, padahal papa sudah berulang kali menawarinya. Katanya handphone
itu yang penting bisa dipakai untuk sms dan telepon saja, tidak perlu aplikasi
yang lain. Mama adalah anak dan istri yang sholehah. Sangat sholehah. Sinar
yang terpancar dari wajahnya menampakkan begitu kuat inner-beauty nya. Dengan tanda sujud yang membekas di dahinya.
Begitu cantik mamaku ini. Kau harus mengenalnya.
Mamaku, Siti Mustaqimah Mazidah.
No comments:
Post a Comment